Apa sih, yang membuat Bapak tertarik untuk berkecimpung di dunia musik?Jangan panggil bapak, lah. Kesannya tua banget. Panggil mas aja.
Oh, iya. Hehe.. Apa sih, yang membuat Mas Fariz ingin serius di bidang musik?Sedari balita, entah kenapa saya emang cuma pengen bermusik. Pokoknya saya pengen nge-band. Mulai profesionalnya baru saat saya sekitar umur 17 tahunan, itu sekitar tahun 1977. Terus baru solo karirnya tahun 1980.
Mas Fariz kan meng-compose lagu selain buat diri sendiri, juga buat orang lain. Apa sih, bedanya?
Nah, kata composing sendiri itu artinya mengatur sebuah komposisi. Yah, seperti saat di seni rupa, segalanya itu adalah tentang komposisi. Dan inspirasi itu ya nggak dipaksa datang, ya datang sendiri, di-compose, dan jadilah sebuah lagu. Nah bedanya itu, kalo meng-compose buat orang, kita harus kompromi, yah 60:40 lah, 60 buat orang yang dibuatin lagu, 40 buat identitas saya sebagai composer. Nah kalo meng-compose buat diri sendiri, kebalikannya. 60-nya itu ya buat diri sendiri. Jadi lebih bebas aja.
Bagaimana pendapat Mas Fariz kalo kami, sebagai mahasiswa, mau mengembangkan bisnis bermusik dari sekarang?
Musik itu nggak kenal waktu. Begitu kita memulai, dan bisa menjalaninya, ya bagus! Semakin dini kita memulai, rentang karier kita kan akan semakin panjang. Jadi semakin dini, ya malah semakin baik.
Kalau soal industri musik di Indonesia sendiri, gimana tanggapan Mas tentang hal itu?Sebenarnya bisnis musik itu masih terbilang baru di Indonesia. Adanya buku “Music Biz” yang sangat detail ini sangat menggambarkan hal-hal yang memang diketahui oleh orang-orang yang berkecimpung di bidang musik. Dan bagusnya buku ini, dia tidak hanya mengajarkan cara berbisnis lewat musik, tapi juga cara pengaplikasiannya di Indonesia. Karena seperti yang saya bilang tadi, bisnis musik di Indonesia masih tergolong muda.
Apa sih, harapan Mas Fariz untuk industri musik di Indonesia?Saya berharap lebih banyak diadakan kegiatan-kegiatan seperti ini yang memberikan ruang yang lebih detail untung orang-orang yang memang mau berkarir di bidang musik. Adanya acara-acara yang menjembatani antara musisi senior dan junior, seperti acara Jakarta Atmosphere yang menampilkan White Shoes and The Couples Company feat. Fariz RM, dan kolaborasi musisi senior-junior lainnya juga dapat dijadikan referensi untuk bermusik lintas generasi, jadi tidak ada jarak antara musisi junior dan senior karena sifat musik itu sendiri universal, tidak mengenal dia itu umur berapa, statusnya apa, dan lain-lain. Selamanya saya akan mendukung acara-acara seperti ini, karena saya sangat percaya akan adanya regenerasi. Kalau tidak mulai dari sekarang, kapan lagi?